Dalam dunia penerbangan istilah turbulensi pesawat bukan merupakan hal yang baru, baik bagi para kru dan awak kabin maupun oleh penumpang pesawat,situasi dan kondisi ini bisa jadi menjadi momok yang menakutkan pabila tidak diantisipasi sedini mungkin.
Turbulensi merupakan sebab akibat dari sebuah proses ilmiah dimana pesawat yang mengalami guncangan akibat pergesekan dengan kantung-kantung udara disekitarnya yang mengakibatkan gaya dorong pada badan pesawat saat melewatinya.Pada kondisi dimana pesawat memasuki zona yang tekanan udara disekitarnya lebih kuat, biasanya pilot dan awak kabin akan memberikan peringatan dini kepada para penumpang agar mengencangkan sabuk pengaman untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pada saat pesawat memasuki zona awan tertentu, tingkat turbulensi ini akan lebih kuat,terlebih apabila kondisi cuaca disekitarnya buruk. Seperti contoh pada kasus hilang dan jatuhnya pesawat Airasia QZ8501,jurusan Surabaya-Singapura yang jatuh di sekitar Selat Karimata,inilah salah satu turbulensi fatal yang dipengaruhi cuaca buruk dan konon masuk kedalam gumpaln awan Cumulunimbus(Cb).
BeberapaTurbulens jenis Turbulensi yang dialami oleh pesawat terbang diantaranya:
1. Turbulensi Thermis, akibat kenaikan suhu matahari yang menyebabkan suhu udara naik dan massa udara dingin tiba-tiba turun.
2. Turbulensi Jet Stream, yaitu akibat dari pergerakan arus udara yang sangat cepat pada tingkat ketinggian tertentu yang berperngaruh pada udara di sekitarnya.
3. Turbulensi Mekanis, yaitu turbulensi yang terjadi ketika pesawat melewati daeran pegunungan tertentu sebagai akibat massa udara di pegunungan.
5. Turbulensi Wake, yaitu turbulensi yang terjadi apabila pesawat berpapasan atau berdekatan dengan pesawat disekitarnya.
Dalam kondisi-kondisi tersebut, yang harus dilakukan oleh penumpang adalah tidak panik dan tetap mengikuti petunjuk awak kabin.Seorang pilot yang sudah paham dengan berbagi kondisi cuaca akan selalu memperhitungkan kondisi ini dengan seksama.